Sabtu, 22 Januari 2011



wayan_aguz.com
Arak adalah sejenis minuman yang mengandung alkohol (etil alkohol). Bila diminum berlebihan bisa menyebabkan mabuk. Arak umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean.


Di Bali, arak merupakan satu jenis minuman yang digunakan sebagai sajian (tabuhan) bersama-sama dengan brem dan tuak pada upacara adat dan keagamaan. Disamping itu arak juga di sajikan sebagai hidangan khusus bagi orang dewasa.
Produksi minuman keras di Indonesia umumnya dilarang, namun berbeda dengan yang ada Bali. Arak Bali justru dijadikan salah satu oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk minum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, arak Bali juga diyakini dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal.
Salah satu daerah di Pulau Dewata tersebut, yaitu di Karangasem, tepatnya di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Bali, merupakan kampung produsen arak Bali.
Di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, hampir semua warganya mengandalkan mata pencaharian dari membuat minuman keras jenis arak atau yang dikenal dengan arak Bali. Arak Bali memang sudah dikenal luas, baik oleh masyarakat Bali sendiri maupun oleh orang luar Bali bahkan luar negeri.
Dari 400 kepala keluarga yang menghuni dusun yang terletak dikaki Gunung Agung tersebut, hampir semuanya bekerja sebagai pembuat arak. Seperti yang dilakukan oleh I Nyoman Simpanaya, seorang warga Merita, yang telah menekuni usaha pembuatan arak sejak lama. Simpanaya mewarisi usaha yang telah dijalankan oleh para leluhurnya. Dari usaha tersebut, Simpanaya dapat membiayai hidup keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
Asal muasal warga Merita bisa memproduksi arak tidak diketahui secara pasti. Namun menurut Sekretaris Dusun
Merita, Nyoman Simpanika, keahlian tersebut mereka dapatkan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dan pekerjaan tersebut menjadi pilihan warga setempat, karena sulitnya lapangan pekerjaan di daerah tersebut yang tergolong kering dan gersang.

Pembuatan arak juga erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya Dewa Bagus Arak Api yang menghuni daerahnya. Sehingga tradisi pembuatan arak didaerah tersebut sulit dihilangkan. Bahkan ada rumor jika ada peminum yang mencemooh hasil arak produksinya, maka akan mendapatkan bencana.
Dengan keyakinan itulah maka masyarakat Dusun Merita terus mempertahankan tradisi leluhurnya untuk memproduksi arak, disamping alasan ekonomi.

Di Dusun Merita, ratusan liter arak diproduksi tiap harinya. Biasanya produksi arak bersifat musiman yakni selama musim kemarau, karena saat itu bahan baku berupa air tetesan dari ranting buah pohon lontar yang banyak tumbuh di daerah setempat.

0 komentar:

Posting Komentar