Selasa, 08 Februari 2011

ANDAI KU JADI GAYUS.mp4

Rabu, 26 Januari 2011




           
Arak adalah sejenis minuman yang mengandung alkohol (etil alkohol) yang telah dikenal di India, Ceylon dan Indonesia sejak zaman dulu. Arak bila diminum berlebihan bisa menyebabkan mabuk. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean, selanjutnya diperas. Cairannya difermentasikan dan terus didestilasi.

Minuman arak sudah dikenal di seluruh daerah diBali, karena arak ini sebagai satu jenis minuman yang digunakan sebagai sajian (tabuhan) bersama-sama dengan brem dan tuak pada upacara adat dan keagamaan. Disamping itu arak juga di sajikan sebagai hidangan khusus bagi orang dewasa.

Minuman arak apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dipercaya berkhasiat untuk menambah tenaga, misalnya bagi orang dewasa yang bertugas sebagai pemikul bade (tempat usungan jenazah) ke kuburan diberi minum arak, menghilangkan rasa mual dan pengobatan lainnya. Minuman arak ini merupakan hasil industri rumah tangga yang ada di Bali.

Bahan

Tuak kelapa

Cara Pembuatan

Tuak kelapa yang telah mengalami fermentasi secara alami disuling dengan peralatan yang sangat sederhana. Hasil sulingan ini disebut arak. Peralatan yang digunakan terdiri dari dandang sebagai tempat tuak dan kekeb sebagai penutup dandan agar selama pemanasan tidak ada uap yang keluar. Talang bambu sebagai penyalur uap dan guci yang disebut kaling sebagai penampung uap yang telah mengembun kembali yang selanjutnya disebut arak. Sebagai minuman beralkohol, arak mengandung alkohol 28 persen.
(wyn/ajz)


[pecinta_arak_bali.jpg]
Menyusul tewasnya belasan orang setelah meminum arak di beberapa daerah di Bali, para pemuda yang menamakan dirinya sebagai “Pecinta Arak Bali” menghentikan untuk sementara waktu kegemaran mereka meminum cairan yang mengandung alkohol berkadar tinggi tersebut. Mereka juga mengimbau pecinta alkohol dari mana pun yang tengah melancong di Bali saat ini agar jangan mengonsumsi Arak sampai benar-benar ada kepastian bahwa minuman tersebut memang Arak, bukan minuman hasil oplosan bahan kimia seperti beredar saat ini.





Menanggapai tewasnya beberapa orang akibat Arak oplosan ini, Putu Indrawan, satu dari anggota "Pecinta Arak Bali" menyatakan keprihatinan yang mendalam.


“Keprihatinan pertama, terhadap kematian orang-orang (yang meminum arak) itu. Keprihatinan kedua, terhadap buruknya citra arak akibat kasus ini. Keprihatinan ketiga, terhadap terpuruknya nasib produsen arak tradisional yang terkena imbas oleh kejadian ini,” ucapnya.


Di sisi lain, Indrawan juga mengimbau agar pihak yang berkompeten secara arif menangani hal ini. Menurutnya, Arak memang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Satu di antaranya adalah bahwa Arak adalah produk budaya Bali yang keberadaannya diperlukan dalam ritual-ritual keagamaan.


"Di luar itu, dalam pergaulan internasional, Arak sebagai minuman tradisional khas Bali punya hak untuk bersanding setara dengan minuman spirit seperti Whisky, Brandy, Tequilla, Sake, Vodka, atau Rum,” ucapnya.


Jadi, imbuh Indrawan, para pengendali kebijakan publik jangan asal main berangus, melainkan menata dan mengontrol produsen-produsen arak dengan ketat sehingga baik masyarakat maupun pemerintah bisa memperoleh pendapatan darinya.


Seperti telah diberitakan oleh berbagai media, korban keracunan arak oplosan di Bali telah mencapai 35 orang. Dari jumlah itu 16 orang dinyatakan tewas akibat intoksikasi methanol.


Menurut Kepala Instalasi Rawat Darurat RSUP Sanglah, dr Kuning Atmadjaya, para pemuda yang mabuk itu mengalami keracunan tingkat tinggi. Racun tersebut menyerang fungsi otak sehingga peluang hidup mereka amat kecil. Untuk menyelematkan nyawa mereka, beberapa korban terpaksa harus menjalani cuci darah. Namun, menurut Atmadjaya, hal itu pun tak menjamin mereka akan pulih sepenuhnya.


“Korban selamat kemungkinan mengalami kebutaan, gagal ginjal, dan sakit lever,” jelasnya.


Polisi yang menelisik sebab-musabab tewasnya belasan pemuda tersebut menemukan bahwa arak yang mereka konsumsi tersebut tercampur dengan bahan kimia beracun yakni etanol dan methanol. Senyawa kimia itu dikenal masyarakat sebagai spiritus.


“Dari hasil uji labfor, kandungan methanol dalam arak yang diminum para korban yang tewas mencapai 88 persen, sementara ethanolnya 8 persen,” ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombespol I Gede Sugianyar kepada wartawan Kamis (28/5/2009) lalu.


Rupanya, para pemuda telah menenggak cairan arak palsu yakni arak yang telah dioplos dengan bahan lain oleh penyalur atau produsen yang ingin menambah keuntungan dengan cara mudah. Sejauh ini, pihak kepolisian telah menyegel UD Tri Hita Karya, pabrik arak yang diduga menjadi produsen minuman maut tersebut. Pada saat penggrebekan beberapa hari yang lalu, polisi menemukan cairan methanol dalam salah satu tangki penampungan pabrik minuman keras yang memproduksi arak bermerek
tersebut (wyn/ajz)

Arak and Brem Bali is the most popular traditional drinks and also often
used for religous ceremonies and parties.
A producer of Arak  and Brem Bali since 1968. Fa' Udiyana is now
world Known and it's brand Dewi Sri is served in Bali also can be found
in Japan.
Mostly all restaurant and bars in bali listed our product into thier
drink list with variously mixed coctail








Sabtu, 22 Januari 2011



wayan_aguz.com
Arak adalah sejenis minuman yang mengandung alkohol (etil alkohol). Bila diminum berlebihan bisa menyebabkan mabuk. Arak umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses pentapean.


Di Bali, arak merupakan satu jenis minuman yang digunakan sebagai sajian (tabuhan) bersama-sama dengan brem dan tuak pada upacara adat dan keagamaan. Disamping itu arak juga di sajikan sebagai hidangan khusus bagi orang dewasa.
Produksi minuman keras di Indonesia umumnya dilarang, namun berbeda dengan yang ada Bali. Arak Bali justru dijadikan salah satu oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk minum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, arak Bali juga diyakini dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal.
Salah satu daerah di Pulau Dewata tersebut, yaitu di Karangasem, tepatnya di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Bali, merupakan kampung produsen arak Bali.
Di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, hampir semua warganya mengandalkan mata pencaharian dari membuat minuman keras jenis arak atau yang dikenal dengan arak Bali. Arak Bali memang sudah dikenal luas, baik oleh masyarakat Bali sendiri maupun oleh orang luar Bali bahkan luar negeri.
Dari 400 kepala keluarga yang menghuni dusun yang terletak dikaki Gunung Agung tersebut, hampir semuanya bekerja sebagai pembuat arak. Seperti yang dilakukan oleh I Nyoman Simpanaya, seorang warga Merita, yang telah menekuni usaha pembuatan arak sejak lama. Simpanaya mewarisi usaha yang telah dijalankan oleh para leluhurnya. Dari usaha tersebut, Simpanaya dapat membiayai hidup keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
Asal muasal warga Merita bisa memproduksi arak tidak diketahui secara pasti. Namun menurut Sekretaris Dusun
Merita, Nyoman Simpanika, keahlian tersebut mereka dapatkan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dan pekerjaan tersebut menjadi pilihan warga setempat, karena sulitnya lapangan pekerjaan di daerah tersebut yang tergolong kering dan gersang.

Pembuatan arak juga erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya Dewa Bagus Arak Api yang menghuni daerahnya. Sehingga tradisi pembuatan arak didaerah tersebut sulit dihilangkan. Bahkan ada rumor jika ada peminum yang mencemooh hasil arak produksinya, maka akan mendapatkan bencana.
Dengan keyakinan itulah maka masyarakat Dusun Merita terus mempertahankan tradisi leluhurnya untuk memproduksi arak, disamping alasan ekonomi.

Di Dusun Merita, ratusan liter arak diproduksi tiap harinya. Biasanya produksi arak bersifat musiman yakni selama musim kemarau, karena saat itu bahan baku berupa air tetesan dari ranting buah pohon lontar yang banyak tumbuh di daerah setempat.